Selasa, 10 Juni 2008

Roadshow DiGiBOOK di Kota Kembang - BANDUNG

Hari yang dinanti-natikan untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Kota Kembang Bandung, akhirnya tiba.

Jumat, 30 Mei 2008, Gia - Product Manager Digibook, tiba di Paris Van Java pukul 08.00 WIB dan langsung bertemu dengan SPG asal Bandung, Baby dan Fany. Gia langsung menyampaikan briefing product knowledge kepada keduanya. Lumayan, keduanya yang juga masih berstatus sebagai Mahasiswi ITB Semester 5, dapat dengan cepat menguasai materi briefing yang disampaikan.

Kemudian kami mulai berbagi tugas dengan berbenah dan menunggu kepastian dari Manager Paris Van Java (PVJ) untuk mengkonfirmasikan posisi stand kami. Namun walaupun kami sudah tunggu dari pk. 8 pagi, PIC PVJ yang membawahi pengurusan ijin pameran malah sulit untuk dihubungi, sampai-sampai kami sempat ditanya-tanya oleh Satpam PVJ..

Setelah kami tunggu sampai hampir keriting, akhirnya datanglah bapak-bapak muda yang ternyata Manager sana dan ngasih pengarahan letak stand pamerannya. Kami sempat kerepotan juga menentukan posisinya, padahal di peta yang di pegang ama tuh bapak muda sudah ada gambarnya. Awalnya mau ditempatkan di depan stand yang tengah buka obral barang-barang murah, tapi kami khawatir menghalangi traffic pengunjung. Akhirnya diputuskan lokasinya di depan Toko Buku Gramedia persis bersebelahan dengan eskalator. Langsung deh tuh, kami gelar karpet. PVJ gak nyediain karpet. Kursi untuk kami duduk aja gak disediain. Jadi pihak PVJ cuma nyediain space kosong buat kami pameran. Seluruh perlengkapan pameran harus kami upayakan sendiri. Kelebihan karpet 1 cm aja langsung diprotes oleh si Manager. Wuuihh benar2 repot deh..
















Sewaktu Baby & Fany cari lakban hitam ke toko, pihak manager dari Gramedia tanya-tanya kami mau bikin stand apaan. Dikiranya kami mau jualan laptop, trus mereka takut nantinya bakal ada antrian panjang hingga pintu masuk Gramedia. Namun setelah kami berikan penjelasan tentang pameran Digibook ini akhirnya mereka ngerti juga. Padahal pameran-pameran sebelumnya ga pernah tuh seribet disini..Belum apa-apa dah cukup bikin BT..

Setelah stand kami kokoh berdiri, tinggal 1 permasalahan nih, yaitu listrik yang belum terpasang. Kami udah datengin ke kantor pemasarannya untuk mengkonfirmasi pemasangan listrik, namun sampai kami tunggu berjam-jam belum ada tanggapan juga. Akhirnya 1 SPG ditinggal yaitu Fany, karena Baby & Gia mau ke hotel tempat Gia bermalam untuk simpan barang-barang yang gak mungkin di-display saat pameran (kata security disana juga tas-tas kami nih mengganggu, keliatannya gak rapih banget).

Ternyata, setelah Baby & Gia datang kembali ke lokasi pameran, listrik masih belum terpasang. Menurut Fany belum ada pihak yang datang untuk pasang listriknya. Ya ampun..jadi tambah kesal juga nih, plis deh pihak Digibook udah bayar sewa gitu untuk pameran ini, tapi pelayanan yang didapat kok seperti ini sih..untungnya selagi kami pergi, Fany sudah mulai cari-cari member.

Akhirnya ga lama setelah itu, listrik pun mulai dipasang sekitar pukul 14.30. Baby & Fany mulai gencar mencari prospek untuk diajak jadi member. Karena listrik sudah terpasang, kini laptopnya sudah bisa dipakai untuk demo web digibooknya. Ternyata masyarakat Bandung lumayan excited juga nih ama digibook, soalnya dalam waktu sejam bisa terkumpul sekitar 20 member. Pameran pertama kami hari ini selesai pukul 20.00 dan terkumpul sebanyak 99 member. Hasil yang lumayan meskipun kaki agak pegel gara-gara berdiri sepanjang hari karena ga ada kursi,hehe..

Sabtu, 31 Mei 2008

Gia, Fany dan Baby ketemu langsung di lokasi pameran pk.11 tepat. Di hari kedua pameran ini ga terlalu banyak masalah seperti hari pertama kemarin, karena semua perlengkapan sudah terpasang. Jadi tinggal tugas kami bertiga aja nih yang cari member sebanyak-banyaknya. Kebetulan sekarang malam minggu. PVJ pastinya rame banget kalo malam minggu, karena banyak anak muda yang hangout sekaligus nongkrong di sini. Ini merupakan momen yang bagus banget buat kami cari member, dan ternyata berhasil.

Siang menjelang sore, Pak Azis beserta keluarga datang langsung ke lokasi pameran untuk melihat jalannya pameran. Kami senang banget karena Pak Azis datang bawain kami 2 kursi untuk duduk. Akhirnya kami bisa duduk juga..makasih Pak Azis..

Gak lama kemudian, Pak Iman & keluarga juga datang sambil bawa oleh-oleh brownies untuk cemilan. Waah makasih banyak Pak Iman. Senang banget bekerja sama dengan beliau-beliau yang super baik hati dan wise banget seperti ini. Pameran hari Sabtu, 31 Mei 2008 ini selesai pukul 21.00 dan terkumpul sebanyak 189 member.

Minggu, 1 Juni 2008

Seperti kemarin, kami bertiga bertemu di lokasi pameran pk. 11 pagi. Setelah menyiapkan semuanya kami gencar lagi mencari prospek untuk diajak bergabung jadi member digibook. Wah stok CD kami tinggal setengahnya lagi nih, bisa-bisa stok habis sebelum tgl 4 juni nanti.. Ya pokoknya kami cari dulu aja deh member sebanyak-banyaknya.

Hari ini pun PVJ ramai dikunjungi karena hari minggu dan hari ini pun sama seperti kemarin lancar-lancar ga ada hambatan. Pameran hari ini selesai pukul 21.00 dan terkumpul sebanyak 111 member.

Senin, 2 Juni 2008

Hari ini pameran dimulai pk. 11. Baby & Gia hari ini mau mengunjungi Multiplus Ciumbuleuit untuk ngasih training crew disana sekalian cari member juga. Fany ditinggal sendiri deh untuk jaga di PVJ. Baby & Gia pakai motor meluncur ke Ciumbuleuit sekitar pk. 11.30. Sesampainya di sana, kami langsung ketemu dgn Owner dan MT di sana. Wah ga susah ternyata untuk ketemunya. Mereka sangat welcome dan dengan senang hati menyimak penjelasan Gia tentang produk digibook ini.

Mereka dengan antusias mengajukan pertanyaan saat mereka belum paham. Kami juga sempat menawarkan beberapa pengunjung di sana sebagai member. Akhirnya Gia meninggalkan stok 10 CD DiGiBOOK Preview disana. Setelah semuanya selesai dan 55 stok CD yang dikirim ke Bandung dari Jakarta melalui Multiplus tiba, kami pun berpamitan untuk kembali ke PVJ sambil bawain Fany makan siang. Kasian juga tu anak nunggu lama udah kelaperan pasti, hehe..

Sesampainya di PVJ, Fany kami suruh makan dan gantian Baby & Gia yang jaga dan cari member. Hari ini kami selesai pk. 19.00 dan terkumpul sebanyak 86 member. Hari ini stok CD Peview habis, cuma nyisa 10 untuk dikasih ke Multiplus di jalan Soerya Soemantri besok. Alhamdulillah..

Selasa, 3 Juni 2008

Pameran dimulai pk. 11 pagi. Hari ini Baby & Gia mau mengunjungi Multiplus Soerya Soemantri untuk ngasih training disana sekalian cari member juga. Akhirnya pk. 11.30 kami berdua meluncur kesana dan Fany ditinggal lagi sendirian. Ternyata Multiplus di sana ramai banget dikunjungi mahasiswa yang mau ngeprint, fotokopi, warnet, dll. Mungkin karena letaknya tepat di sebelah kampus Maranatha. Keliatan dari crew-nya yang semuanya sibuk melayani urusan mahasiswa.

Akhirnya Gia memperkenalkan diri dan minta ijin untuk ketemu sama MT di sana. Tapi, emang lagi apes aja..begitu mau memberikan penjelasan, listrik pun mati. Mahasiswa yang lagi nge-warnet pada pergi karena komputer ikutan mati. So, ga ada komputer deh untuk mendemokan web digibooknya, ditambah Baby & Gia kelupaan bawa laptop.

Akhirnya hari itu Gia memberikan penjelasan alakadarnya pakai kertas fotokopian yang untungnya dibawa. Sewaktu Gia ngejelasin tentang produk digibook ini, MT Soerya Soemantri keliatan gelisah dan buru-buru gitu, alhasil Gia jadi ga maksimal deh ngejelasinnya. Terus pas Gia belum beres ngejelasin, eh...tu MT malah pergi..bilangnya ada yang musti diurusin di atas. Ya udah deh, kami pikir paling cuma sebentar. Tapi ternyata..tu MT ga nongol-nongol lagi berjam-jam..

Baby yang emang udah keriting tambah keriting aja. Gia yang segitu sabarnya aja udah rada manyun gara-gara kami dicuekin ama pihak Multiplus. Padahalkan kami datang kesana demi kepentingan mereka juga, tapi kami malah dicuekkin. Sampe lampu nyala pun kami masih diam tak bergeming. Sambil menunggu MT datang, kami sambil pakai warnet sana untuk input data-data member yang belum sempat di-input. Benar-benar kami dicuekkin nih..

Akhirnya Gia memutuskan untuk besok aja balik lagi kesini. Setelah buat janji sama salah satu crew untuk disampaikan ke pihak MT bahwa kami bakal datang lagi besok, kami pun pulang dan kembali ke PVJ menemui Fany yang nunggu lebih lama lagi dari kemarin. Fany bilang sih, hari ini lebih baik daripada kemarin. Coz, Fany yang kemarin pasif cuma duduk nungguin calon member yang pada nyamperin, hari ini udah mulai pro-aktif jalan sana-sini buat narikin member.

Awalnya sih agak ribet, harus jalan kemana-mana bawa clipboard, pulpen, sekaligus laptop. Agak pegel juga sih tangan, tapi kalo gak gitu para pengunjung PVJ mana tau kalo kami lagi promo digibook dan bakal bagi-bagi CD gratis. Soalnya kan CD kami udah abis, jadi contoh tampilan buku sekaligus webnya harus ditunjukin ke orang-orang buat narik perhatian. Nah, sehubungan dengan itu, para member hari ini kami minta untuk menuliskan alamat rumahnya juga, supaya nanti CDnya bisa kami kirim via pos ke rumah mereka langsung.

Hari ini kami selesai pk. 19.00 dan berhasil memperoleh 56 member. Lumayan..

Rabu, 4 Juni 2008

Hari ini, Gia & Baby langsung menuju Multiplus Soerya Sumantri dari hotel. Sesampainya di sana, Gia dan Baby langsung ketemu sama MT-nya dan langsung diajak ke atas untuk menjelaskan tentang produk digibook yang kemarin sempat tertunda.

Hari ini, pihak Multiplus Soerya Sumantri udah lebih welcome. Kami juga sempet dikasih minum segala. Gak kayak kemarin.. Ternyata gak susah juga kok ngejelasin tentang produk digibook ini ke MT-nya, hanya makan waktu beberapa puluh menit aja. Gak nyampe sejam. Coba dari kemarin kayak gini..

Di sana kami juga sempet cari prospek buat jadi member digibook, tapi gak cukup banyak. Habisnya hari ini gak serame kemarin. Jadi kami cuma berhasil dapet 15 member deh.. Setelah itu, kami ballik ke PVJ dan mulai cari member lagi di sana. Beruntung banget, dalam waktu singkat aja, kami bisa langsung mendapatkan member.

Wah, sempet cari oleh-oleh dulu nih sebelum Gia pulang ke Jakarta.. Akhirnya, pk. 4 sore, kami mampir dulu ke daerah Pasteur, cari oleh-oleh untuk teman-teman di Jakarta. Dari Pasteur, kami ke PVJ lagi buat beres-beresin barang inventaris digibook. Kami pikir, pk. 5-an kami sudah bisa balik lagi ke hotel buat bawa barang-barangnya. Eh, gak taunya barang inventaris digibook belum bisa dikeluarin dari PVJ sebelum diatas pk. 11 malam!! Waduh, repot juga nih. Padahal, Gia udah terlanjur reservasi travel pk. setengah tujuh malam.

Setelah pikir panjang dan telepon sana-sini cari bantuan, akhirnya Pak Iman ngasih ide cemerlang buat ninggalin event desk aja di PVJ dan barang-barang lainnya kami bawa pulang. Event desk yang ditinggal di PVJ akan dikirim keesokan harinya oleh Baby dan Fany via travel. Huh, perpisahannya harus diakhiri dengan insiden seperti ini.. Pinginnya sih, perpisahannya sempet makan-makan dulu gitu di Pizza Hut.. Taunya gak kesampean..

Tapi gak apa-apa, akhirnya semua permasalahan bisa dilalui dengan baik, dan kami bertiga pun bisa sampai ke rumah masing-masing dengan selamat. Seneng deh, roadshow digibook di Bandung bisa mendapat sambutan baik dari masyarakat kota kembang ini, walaupun harus melewati berbagai hambatan. Mudah-mudahan hambatan itu bisa jadi pengalaman yang dapat dipetik hikmahnya di event roadshow yang akan datang..

Senin, 02 Juni 2008

JK Meresmikan Pusat Buku Indonesia

Suatu hari, sabtu 26 april 2008, Sekretaris PBI (Pusat Buku Indonesia), uni Upi Tuti Sundari berbagi cerita.

Tiga puluh tahun yang lalu, ketika uni menjadi pengurus IKAPI PUSAT (Ikatan Penerbit Indonesia) saat itu uni dipercaya membawahi bidang Pameran Buku. Maka uni pun memberanikan diri memindahkan pameran buku yang tahun 1979 dilaksanakan di Aldiron Plaza, ke Balai Sidang Jakarta dengan nama INDONESIAN BOOK FAIR. Ketika itu banyak teman-teman yang tak percaya IKAPI bisa berpameran di Balai Sidang karena harga sewa Balai Sidang sangatlah mahal, dan anggota IKAPI saat itu belum mampu untuk mengatasi biayanya. Namun alhamdulillah uni bersama kawan-kawan bisa mewujudkannya. Tak dinyana sejak saat itu sampai sekarang IKAPI setiap tahun selalu mengadakan Pameran buku di Balai Sidang yang sekarang lebih dikenal dengan nama JHCC.

Tiga puluh tahun yang lalu uni UPi bermimpi, alangkah indahnya kalau Indonesia punya PASAR BUKU, dimana disana masyarakat bisa bertemu dengan seluruh penerbit Indonesia. Dimana buku bisa dipajang dengan baik, karena seperti kita ketahui, tak banyak kita memiliki toko buku yang luas ruangannya (hanya Gramedia & Gunung Agung saja yang ada). Saat itu gubernur DKI Wiyogo, dan uni mencoba menjajaki kemungkinan Pasar Pramuka bisa dijadikan PASAR BUKU. Sayang saat itu uni kedahuluan oleh teman-teman dari bidang farmasi, sehingga sekarang kita kenal Pasar Burung Pramuka itu adalah pasar dimana kita bisa mendapat berbagai macam obat dengan harga murah.

Sekarang umur uni Upi sudah 65 tahun. Sudah bau tanah kata orang. Dan disaat-saat penghujung umur itu, nampaknya Tuhan akan mengabulkan cita-cita uni yang juga menjadi cita-cita IKAPI. InsyaAllah pada tanggal 17 Mei 2008, di Hypermall Kelapa Gading akan diresmikan PUSAT BUKU INDONESIA, dimana seluruh anggota IKAPI se Indonesia berkumpul dan mendisplay bukunya serta memberikan informasi bagi masyarakat luas tentang kemajuan dunia perbukuan kita.

Uni juga menyadari bahwa masyarakat mengharapkan ada buku murah. Untuk itu PBI akan mengadakan CUCI GUDANG setiap 6 bulan sekali. Mungkin inilah kesempatan yang baik untuk memulai hadirnya SUDUT BACA di setiap keluarga, atau program SAYS IT WITH BOOKS? Biasakan memberikan hadiah berupa buku dalam berbagai kegiatan, bisa kita mulai.

Jumlah stand ada 1007 stand, mulai dari lantai dasar sampai dengan lantai 3. Untuk itu bagi para pengusaha / Saudagar Minang yang bergerak di bidang perbukuan, Alat Tulis Kantor, IT, Alat Peraga Pendidikan, Alat Olah Raga, atau bidang apapun yang dapat mencakup peningkatkan kualitas bangsa, uni himbau: mari berkumpul, bersatu dalam PUSAT BUKU INDONESIA.

Wah, selamat ya uni...akhirnya cita-cita uni bisa terkabul juga...walaupun sempat mundur beberapa minggu, pada akhirnya, Jumat pagi, 30 Mei 2008, RI-2, Bpk. Jusuf Kalla meresmikan berdirinya Pusat Buku Indonesia yang bertempat di lantai 3 Hypermall Kelapa Gading Trade Center (KTC), Jl. Boulevard Barat Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara. Dalam acara itu hadir Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan Ketua Umum IKAPI Setia Dharma Madjid. Uni pun dengan antusias turut mendampingi JK berkeliling melakukan peninjauan di seputar area Pusat Buku Indonesia.

Dalam sambutannya, Wapres berharap penerbit, distributor dan penulis buku dapat melahirkan sebuah industri buku yang berkualitas di Tanah Air. Menurut Kalla, saat ini industri buku di Tanah Air belum memadai, di antaranya akibat masih minimnya pihak-pihak yang ingin memproduksi buku. Industri buku dinilai tidak memberikan keuntungan sebesar bisnis lain, seperti elektronika ataupun otomotif. Wapres meminta agar pusat buku ini bisa menjadi ajang pertemuan antara penerbit, distributor dan penulis untuk melahirkan karya-karya yang berkualitas dan tidak mengejar keuntungan semata.

Wapres juga menyayangkan saat ini di berbagai daerah di Tanah Air masih sulit mendapatkan buku, termasuk buku pelajaran. Selain karena tidak tersedianya buku, harganya pun mahal. Karena itu, seharusnya penerbit dapat menerbitkan buku dalam jumlah banyak, sehingga harga jual menjadi lebih murah.

Lalu, apa yang membedakannya dengan toko buku atau pameran buku? Di tempat ini setiap penerbit mengambil stan. Jadi, layaknya seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun. Sementara selama ini, penerbit menitipkan bukunya di toko buku, termasuk Gramedia, bukan menjual sendiri. Meskipun demikian, PBI bukan bermaksud mematikan toko buku yang sudah ada, melainkan memberi alternatif baru bagi penggemar buku.

Selama ini, konsumen sering kesulitan memperoleh buku-buku lama di toko buku, apalagi buku yang kurang laris. Biasanya buku-buku ini sudah dikembalikan (diretur) oleh toko buku. Bahkan ada buku yang bertengger di rak toko buku cuma sebulan, sebelum ditarik dari peredaran akibat kurang diminati.

Wapres Jusuf Kalla tampil tetap dengan ciri khasnya, berkemeja lengan panjang yang dikeluarkan, kontras dengan penampilan hadirin yang bernuansa batik. Dari sisi penampilan yang sederhana ini saya sangat salut dengan beliau. Sambutan beliau juga berlangsung tanpa teks, menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang awam.

Beliau menyambut baik PBI ini karena sebuah industri akan maju jika sistem distribusinya baik. “Konsumen harus diberi kemudahan untuk memperoleh buku. Jangan sampai, biaya transport untuk menuju toko buku lebih mahal daripada harga bukunya sendiri”, sambut beliau.

Saat ini tidak mudah menemukan toko buku di setiap kota. Masih mudah menemukan toko televisi, hand phone maupun toko emas. Bahkan di kampung beliau Makassar, lebih banyak toko emas daripada toko buku.

Untuk tujuan tersebut itulah DiGiBOOK turut hadir di tengah-tengah Pusat Buku Indonesia. Percepatan penetrasi ke tengah-tengah komunitas pencinta buku, melalui edukasi telah tersedianya media alternatif dalam membaca buku, yang senantiasa memberikan garansi diskon 50% sepanjang tahun, tanpa menggerus royalty yang seharusnya diterima oleh penerbit maupun penulis judul buku yang bersangkutan, serta adanya jaminan ketersediaan stok buku digital yang dapat diperoleh 24 jam sehari, 365 hari setahun, adalah merupakan cita-cita yang ingin segera dapat tersosialisasikan secara baik.

DiGiBOOK juga sangat berharap dapat turut serta berkontribusi dengan memfasilitasi penulis-penulis pemula yang berbakat, untuk melahirkan karya-karyanya dalam bentuk buku digital serta di-uji-cobakan melalui pemasaran buku digital untuk mengukur response pembaca terhadap content buku ybs sebelum diterbitkan oleh penerbit yang berminat. Bisa menjadi jembatan yang mampu menjembatani kepentingan penulis pemula dengan kepentingan penerbit buku adalah cita-cita DiGiBOOK lainnya yang ingin diwujudkan melalui kehadirannya di tengah-tengah Pusat Buku Indonesia.

Dapat lebih dekat, bahkan melebur kedalam komunitas penulis, penerbit serta pencinta buku tanah air, adalah satu-satunya cara, yang DiGiBOOK yakini, agar dapat lebih memahami dan mengenal kebutuhan anggota komunitas didalamnya. Melalui pemberdayaan antar komponen anggota komunitas, DiGiBOOK juga percaya, dapat berkontribusi sebagai solution provider dari sebagian permasalahan masyarakat dunia perbukuan di indonesia.


















Saat mengelilingi Pusat Buku Indonesia, Wapres Jusuf Kalla bertemu para siswa SD. Seorang bocah SD menodong JK memberitahu caranya menjadi wapres. Apa jawab JK?

"Pak, bagaimana caranya bisa jadi wapres?" tanya seorang siswa laki-laki kelas 4 SD Hang Tuah 6 di Pusat Buku Indonesia, Hypermall Kelapa Gading Trade Center, Jakarta, Jumat (30/5).

"Ya banyak baca buku," sahut JK sambil tersenyum. Sang bocah SD itu pun mengangguk-anggukkan kepala.

"Berapa lama kalau membaca buku?" ujar JK balik bertanya. "Satu jam atau dua jam," sahut sang bocah.

Sebelumnya JK bercakap-cakap dengan siswa kelas 5 SDN P Komp IKIP Jaktim bernama Farly kelas 5 SD. "Baca buku sehari berapa jam?" tanya JK. "Satu jam, kadang-kadang buku pelajaran," sahut Farly.

"Kalau nonton TV sehari berapa lama?" tanya JK lagi. "Kadang-kadang dua jam," sahut Farly yang berseragam putih merah dan dasi merah ini.

JK pun tertawa geli mendengar waktu membaca Farly lebih sedikit ketimbang waktu untuk menonton. "Ya sudah adek-adek, selamat belajar yah dan sukses," ujar JK