Senin, 02 Juni 2008

JK Meresmikan Pusat Buku Indonesia

Suatu hari, sabtu 26 april 2008, Sekretaris PBI (Pusat Buku Indonesia), uni Upi Tuti Sundari berbagi cerita.

Tiga puluh tahun yang lalu, ketika uni menjadi pengurus IKAPI PUSAT (Ikatan Penerbit Indonesia) saat itu uni dipercaya membawahi bidang Pameran Buku. Maka uni pun memberanikan diri memindahkan pameran buku yang tahun 1979 dilaksanakan di Aldiron Plaza, ke Balai Sidang Jakarta dengan nama INDONESIAN BOOK FAIR. Ketika itu banyak teman-teman yang tak percaya IKAPI bisa berpameran di Balai Sidang karena harga sewa Balai Sidang sangatlah mahal, dan anggota IKAPI saat itu belum mampu untuk mengatasi biayanya. Namun alhamdulillah uni bersama kawan-kawan bisa mewujudkannya. Tak dinyana sejak saat itu sampai sekarang IKAPI setiap tahun selalu mengadakan Pameran buku di Balai Sidang yang sekarang lebih dikenal dengan nama JHCC.

Tiga puluh tahun yang lalu uni UPi bermimpi, alangkah indahnya kalau Indonesia punya PASAR BUKU, dimana disana masyarakat bisa bertemu dengan seluruh penerbit Indonesia. Dimana buku bisa dipajang dengan baik, karena seperti kita ketahui, tak banyak kita memiliki toko buku yang luas ruangannya (hanya Gramedia & Gunung Agung saja yang ada). Saat itu gubernur DKI Wiyogo, dan uni mencoba menjajaki kemungkinan Pasar Pramuka bisa dijadikan PASAR BUKU. Sayang saat itu uni kedahuluan oleh teman-teman dari bidang farmasi, sehingga sekarang kita kenal Pasar Burung Pramuka itu adalah pasar dimana kita bisa mendapat berbagai macam obat dengan harga murah.

Sekarang umur uni Upi sudah 65 tahun. Sudah bau tanah kata orang. Dan disaat-saat penghujung umur itu, nampaknya Tuhan akan mengabulkan cita-cita uni yang juga menjadi cita-cita IKAPI. InsyaAllah pada tanggal 17 Mei 2008, di Hypermall Kelapa Gading akan diresmikan PUSAT BUKU INDONESIA, dimana seluruh anggota IKAPI se Indonesia berkumpul dan mendisplay bukunya serta memberikan informasi bagi masyarakat luas tentang kemajuan dunia perbukuan kita.

Uni juga menyadari bahwa masyarakat mengharapkan ada buku murah. Untuk itu PBI akan mengadakan CUCI GUDANG setiap 6 bulan sekali. Mungkin inilah kesempatan yang baik untuk memulai hadirnya SUDUT BACA di setiap keluarga, atau program SAYS IT WITH BOOKS? Biasakan memberikan hadiah berupa buku dalam berbagai kegiatan, bisa kita mulai.

Jumlah stand ada 1007 stand, mulai dari lantai dasar sampai dengan lantai 3. Untuk itu bagi para pengusaha / Saudagar Minang yang bergerak di bidang perbukuan, Alat Tulis Kantor, IT, Alat Peraga Pendidikan, Alat Olah Raga, atau bidang apapun yang dapat mencakup peningkatkan kualitas bangsa, uni himbau: mari berkumpul, bersatu dalam PUSAT BUKU INDONESIA.

Wah, selamat ya uni...akhirnya cita-cita uni bisa terkabul juga...walaupun sempat mundur beberapa minggu, pada akhirnya, Jumat pagi, 30 Mei 2008, RI-2, Bpk. Jusuf Kalla meresmikan berdirinya Pusat Buku Indonesia yang bertempat di lantai 3 Hypermall Kelapa Gading Trade Center (KTC), Jl. Boulevard Barat Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara. Dalam acara itu hadir Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan Ketua Umum IKAPI Setia Dharma Madjid. Uni pun dengan antusias turut mendampingi JK berkeliling melakukan peninjauan di seputar area Pusat Buku Indonesia.

Dalam sambutannya, Wapres berharap penerbit, distributor dan penulis buku dapat melahirkan sebuah industri buku yang berkualitas di Tanah Air. Menurut Kalla, saat ini industri buku di Tanah Air belum memadai, di antaranya akibat masih minimnya pihak-pihak yang ingin memproduksi buku. Industri buku dinilai tidak memberikan keuntungan sebesar bisnis lain, seperti elektronika ataupun otomotif. Wapres meminta agar pusat buku ini bisa menjadi ajang pertemuan antara penerbit, distributor dan penulis untuk melahirkan karya-karya yang berkualitas dan tidak mengejar keuntungan semata.

Wapres juga menyayangkan saat ini di berbagai daerah di Tanah Air masih sulit mendapatkan buku, termasuk buku pelajaran. Selain karena tidak tersedianya buku, harganya pun mahal. Karena itu, seharusnya penerbit dapat menerbitkan buku dalam jumlah banyak, sehingga harga jual menjadi lebih murah.

Lalu, apa yang membedakannya dengan toko buku atau pameran buku? Di tempat ini setiap penerbit mengambil stan. Jadi, layaknya seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun. Sementara selama ini, penerbit menitipkan bukunya di toko buku, termasuk Gramedia, bukan menjual sendiri. Meskipun demikian, PBI bukan bermaksud mematikan toko buku yang sudah ada, melainkan memberi alternatif baru bagi penggemar buku.

Selama ini, konsumen sering kesulitan memperoleh buku-buku lama di toko buku, apalagi buku yang kurang laris. Biasanya buku-buku ini sudah dikembalikan (diretur) oleh toko buku. Bahkan ada buku yang bertengger di rak toko buku cuma sebulan, sebelum ditarik dari peredaran akibat kurang diminati.

Wapres Jusuf Kalla tampil tetap dengan ciri khasnya, berkemeja lengan panjang yang dikeluarkan, kontras dengan penampilan hadirin yang bernuansa batik. Dari sisi penampilan yang sederhana ini saya sangat salut dengan beliau. Sambutan beliau juga berlangsung tanpa teks, menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang awam.

Beliau menyambut baik PBI ini karena sebuah industri akan maju jika sistem distribusinya baik. “Konsumen harus diberi kemudahan untuk memperoleh buku. Jangan sampai, biaya transport untuk menuju toko buku lebih mahal daripada harga bukunya sendiri”, sambut beliau.

Saat ini tidak mudah menemukan toko buku di setiap kota. Masih mudah menemukan toko televisi, hand phone maupun toko emas. Bahkan di kampung beliau Makassar, lebih banyak toko emas daripada toko buku.

Untuk tujuan tersebut itulah DiGiBOOK turut hadir di tengah-tengah Pusat Buku Indonesia. Percepatan penetrasi ke tengah-tengah komunitas pencinta buku, melalui edukasi telah tersedianya media alternatif dalam membaca buku, yang senantiasa memberikan garansi diskon 50% sepanjang tahun, tanpa menggerus royalty yang seharusnya diterima oleh penerbit maupun penulis judul buku yang bersangkutan, serta adanya jaminan ketersediaan stok buku digital yang dapat diperoleh 24 jam sehari, 365 hari setahun, adalah merupakan cita-cita yang ingin segera dapat tersosialisasikan secara baik.

DiGiBOOK juga sangat berharap dapat turut serta berkontribusi dengan memfasilitasi penulis-penulis pemula yang berbakat, untuk melahirkan karya-karyanya dalam bentuk buku digital serta di-uji-cobakan melalui pemasaran buku digital untuk mengukur response pembaca terhadap content buku ybs sebelum diterbitkan oleh penerbit yang berminat. Bisa menjadi jembatan yang mampu menjembatani kepentingan penulis pemula dengan kepentingan penerbit buku adalah cita-cita DiGiBOOK lainnya yang ingin diwujudkan melalui kehadirannya di tengah-tengah Pusat Buku Indonesia.

Dapat lebih dekat, bahkan melebur kedalam komunitas penulis, penerbit serta pencinta buku tanah air, adalah satu-satunya cara, yang DiGiBOOK yakini, agar dapat lebih memahami dan mengenal kebutuhan anggota komunitas didalamnya. Melalui pemberdayaan antar komponen anggota komunitas, DiGiBOOK juga percaya, dapat berkontribusi sebagai solution provider dari sebagian permasalahan masyarakat dunia perbukuan di indonesia.


















Saat mengelilingi Pusat Buku Indonesia, Wapres Jusuf Kalla bertemu para siswa SD. Seorang bocah SD menodong JK memberitahu caranya menjadi wapres. Apa jawab JK?

"Pak, bagaimana caranya bisa jadi wapres?" tanya seorang siswa laki-laki kelas 4 SD Hang Tuah 6 di Pusat Buku Indonesia, Hypermall Kelapa Gading Trade Center, Jakarta, Jumat (30/5).

"Ya banyak baca buku," sahut JK sambil tersenyum. Sang bocah SD itu pun mengangguk-anggukkan kepala.

"Berapa lama kalau membaca buku?" ujar JK balik bertanya. "Satu jam atau dua jam," sahut sang bocah.

Sebelumnya JK bercakap-cakap dengan siswa kelas 5 SDN P Komp IKIP Jaktim bernama Farly kelas 5 SD. "Baca buku sehari berapa jam?" tanya JK. "Satu jam, kadang-kadang buku pelajaran," sahut Farly.

"Kalau nonton TV sehari berapa lama?" tanya JK lagi. "Kadang-kadang dua jam," sahut Farly yang berseragam putih merah dan dasi merah ini.

JK pun tertawa geli mendengar waktu membaca Farly lebih sedikit ketimbang waktu untuk menonton. "Ya sudah adek-adek, selamat belajar yah dan sukses," ujar JK

Tidak ada komentar: